Minggu, 29 April 2012

Melakukan Terbaik Mendapatkan Terbaik

Pernah saat memberikan ceramah pada suatu pengajian ibu-ibu tentang kewajiban seorang istri pada suaminya,saya diprotes habis oleh seorang ibu. Karena ia menganggap apa yang saya sampaikan tentang bagaimana Rasulullah Muhammad SAW membina kasih sayang didalam rumah tangganya tidak sesuai dengan kodisi real saat ini. Contoh konkritnya adalah apa yang ia hadapi. Dimana dia memiliki seorang suami yang jauh dari sifat-sifat Rasul sebagai suami yang sempurna. Suaminya lebih kerasan nongkrong diwarung kopi setriap hari dari pada bekerja, atau berkumpul dengan keluarga dirumah berbagai cinta dan kasih. Lalu masih pantaskah seorang suami yang seperti dihargai dan dihormati!!!

Saya langsung menjawabnya dengan sederhana. Perlu. Ya.... suami yang semacam ini, atau istri yang semacam ini bila ada, perlu tetap dihormati dan dihargai. Bahkan bila perlu paqsangan yang seperti ini harus diberi penghormatan, penghargaan dan pelayanan yang "terbaik" oleh kita. Mengapa demikian? Sebab bisa jadi Suami atau istri  yang seperti itu menjadi begitu karena selama ini dirinya tidak mendapatkan yang terbaik dirumahnya, tidak mendapatkan pelayanan terbaik, penghormatan dan penghargaan terbaik. Sehingga iapun mencari itu semua diluar rumah. Diwarung kopi, di kafe-kafe. di karaoke, tempat hiburan malam, dijalan-jalan atau ditempat-tempat lainnya.

Tapi pasangan saya memang lain, dia memang tidak pernah memperhatikan kami, tidak bertanggungjawab, suka bohong, egois, dan seterusnya, dan seterusnya, pokoknya memang pasangan  saya tidak bisa diharapkan. Saya sudah coba melayani tetapi dia selalu kurang terima, selalu salah-selalu salah.

Jika demikianpun keadaannya, maka tetaplah berikan yang terbaik. Sebab terkadang kita merasa sudah .
memberikan yang terbaik, namun sesungguhnya itu hanyalah suara ego kita, suara ketidak ikhlasan kita. Yang sebenarnya kita bahkan belum melakukan apa-apa, belum melakukan yang terbaik untuk pasangan kita dan keluaraga kita, namun disaat yang sama kita telah sangat mengharapkan sebuah imbal balik dari mereka semua. Dan ketika imbal balik itu, apapun bentuknya, tidak kita dapatkan. Maka kitapun menjadi kecewa. lalu merasa mereka tidak adil, sudah zalim dan menyakiti kita.

Membangun keluarga tidak akan pernah sukses ketika kita masih mengedepankan ego kita masing-masing. Menunggu pasangan kita berbuat yang terbaik untuk kita dan keluarga adalah sesuatu yang salah. Tetapi memulai melakukan sesuatu yang terbaik bagi pasangan dan keluarga adalah sebuah langkah yang sangat bijak. Sebab hanya orang orang yang selalu melakukan tindakan terbaik, yang pasti akan mendapatkan balasan yang terbaik pula, cepat atau lambat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar